MAKALAH AGAMA
ASPEK TARIKH KELAS IX IPA II
A.
Dunia
Islam pada Masa Modern
Yang
dimaksud dengan masa pembaruan bagi dunia islam adalah masa yang dimulai dari
tahun 1800 M sampai sekarang. Masa tersebut dinamakan masa pembaruan karena
umat islam di seluruh dunia menyadari akan keterbelakangannyna dan mereka
berusaha mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidan
Pembaruandalam
Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa
umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab
ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu,
Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali menjadi
pemimpin peradaban?
Dalam
bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme
tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma
baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
B. Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern.
Menjelang
awal masa modern yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat Islam di berbagai
negara telah menyimpang dari ajaran islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan
Hadis. Penyimpangan itu terdapat dalam hal:
·
Ajaran
islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini di tandai
dengan banyaknya umat islam yang selain menyembah Allah SWT juga memuja makam
yang di anggap keramat serta meminta tolong dalam urusan gaib kepada
dukun-dukun dan orang-orang yang di anggap sakti. Selain itu, ada umat islam
yang menganggap sultan adalah orang yang suci yang segala perintahnya harus di
turuti.
·
Adanya
kelompok umat islam, yang selama hidup di dunia ini hanya mementingkan urusan
akhirat dan meningalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta banyak,
kedudukan yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah hal yang tidak
perlu. Karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara. Sedangkan, hidup
di akhirat bersifat kekal dan abadi.
·
Umat
islam yang menganut paham fatalime, yaitu paham yang mengharuskan berserah diri
kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan di
tentukan oleh nasib.
Penyimpangan-penyimpangan
umat islam terhadap ajaran agamanya seperti tersebut, mendorong lahirnya tokoh
pembaharu yang berusaha menyadarkan umat islam agar kembali kepada ajaran islam
yang benar, yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadis). Tokoh-tokoh
pembaharuan itu antara lain:
1) Jamaludin
Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia
Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum
muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme
Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat
adanya kontradiksiantara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk
mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern
di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir
dari negara tersebut.
2) Muhammad
Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi
beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd
Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis
dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara
umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan
pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal
Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad
Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat
bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa
akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan
masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Toha
Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan
filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung
modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak
hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai
perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis
karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4) Sayid
Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi
dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan
dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan
tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi
ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam
relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh
memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap
bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak
cukup memuaskan mereka.
5) Sir
Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang
menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia
menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi,
berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu
pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi
penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik
materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan
cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan
merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah
dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara
lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya
adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6) Sir
Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi
awal abad ke-20 adalahSir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim
pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan
mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal
ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The
Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali
Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilahrecontruction, ia
mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk
dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir
ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Modern
Pada masa
modern, perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat
di berbagai negara seperti Turki, India, dan Mesir.
Sultan Muhammad
II ( 1785-1839 M) dari kesultanan Turki Usmani, melakukan berbagai usaha agar
umat islam di negaranya dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Usaha-usaha tersebut seperti:
1. Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan
pengajaran, dengan memasukkan kurikulum pengetahuan umum kepada lembaga-lembaga
pendidikan Islam (Madrasah).
2. Mendirikan lembaga pendidikan “Maktebi Ma’arif”, untuk
mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi, juga membangun lembaga
“Maktebi Ulumi Edebiyet”, untuk menyediakan tenaga-tenaga ahli di bidang
penterjemahan.
3. Mendirikan perguruan-perguruan tinggi di bidang
kedokteran, militer, dan teknologi.
Setelah
kesultanan turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M, dan turki
diproklamirkan sebagai negara berbentuk republik dengan presiden pertamanya
Mustafa Kemal At-Turk, pendiri turki modern (1881-1938 M), maka kemajuan turki
di bidang ilmu pengetahuan terus meningkat.
Di India
ketika masih dijajah inggris, telah bermunculan para cendekiawan muslim
berpikiran modern yang melakukan usaha-usaha agar umat islam mampu menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat melepaskan diri dari belenggu
penjajah. Para cendekiawan muslim dimaksud, seperti syah waliyullah (1703-1762
M), Syahid Ahmad Khan (1817-1898 M), Syahid Amir Ali (1849-1928 M), Muhammad
Iqbal (1873- 1938 M), Muhammad Ali Jinnah (1876-1948 M), dan Abdul Azad
(1888-1956 M).
Setelah
india dan Pakistan merdeka dari Inggris pada tahun 1947 M, umat Islam terbagi
dua, ada yang masuk ke republic islam Pakistan dan ada yang tetap di india ± 40
jta jiwa. Umat islam di kedua negara tersebut trus berusaha meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, agar kualitas hidupnya meningkat.
Pada masa
modern, terutama ekspansi napoleon ke mesir (1798 M), umat islam mesir,
khususnya para pengusaha dan kaum cendekiawan menyadari keterbelakangan mereka
dalam urusan dunia jika di bandingkan dengan bangsa-bangsa eropa. Oleh karena
itu, mereka melakukan berbagai usaha agar menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah di miliki oleh bangsa-bangsa eropa.
Muhammad Ali
penguasa Mesir (1805-1849 M) mengirim mahasiswa untuk mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi ke prancis. Setelah kembali kemesir, mereka mengajar
di berbagai perguruan tinggi, terutama di Universitas Al-Azhar. Karena yang
belajar di universitas Al-Azhar ini bukan hanya para mahasiswa dari mesir,
tetapi para mahasiswa dari berbagai negara dan wilayah Islam, ilmu pengetahuan
dan teknologi di ajarkan di universitas ini dengan cepat menyebar ke seluruh
dunia islam. Selain universitas Al-Azhar, di mesir telah didirikan
universitas-universitas, yang didalamnya terdapat berbagai fakultas seperti:
kedokteran, farmasi, teknik pertanian, perdagangan, hukum dan sastra.
Universitas-universitas yag di maksud antara lain: universitas Iskandariyah,
universitas Ainusyams, universitas Hilwan, universitas Assiut, universitas Suez
dan universitas American University in Cairo (AUC).
D. Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa modern
Kebudayaan
umat islam pada masa modern berkembang ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat
di pelajari di berbagai negara islam atau negara yang berpenduduk mayoritas
islam seperti Saudi Arabia, Mesir, Irak, Iran, Kuait, Pakistan, Malaysia,
Brunei dan Indonesia.
1. Arsitektur
Arsitektur
ada yang bersifat melayani keagamaan, seperti masjid, makam, madrasah dan ada
pula yang berfungsi melayani kepentingan sekuler seperti istana, benteng,
pasar, Karavan serai, jalan raya, rel-rel kereta api dan lain-lain.
Setelah di
temukannya ladang Minyak pada tahun 1933, Saudi Arabia tidak lagi menadi negara
miskin tetapi temasuk salah satu negara kaya. Dengan kekayaan melimpah, Saudi
Arabia banyak membagun jalan raya antar kota dan jalan kerata api antara kota.
Juga membangun maskapai penerbangan internasional yang bernama Saudi Arabia air
lines di Jeddah, zahran dan riyad. Di bidang perhotelan telah di bangun
hotel-hotel mewah bertaraf internasional, antara lain tempat di sekitar
Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah.
a. Masjidil Haram
Masjidil
haram artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini berbentuk empat
persegi terletak di tengah-tengah kota Mekah, serta merupakan masjid tertua di
dunia. Di tengah-tengah masjid itu terdapat Ka’bah yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT sebagai kiblat umat islam di seluruh dunia dalam mengerjakan salat.
Selain itu, terdapat pula Hajar Aswad (batu hitam yang terletak di dinding
Ka’bah), makam Ibrahim, hijr ismail dan sumur zamzam yang letaknya tidak jauh
dari ka’bah.
Keadaan
masjidil haram pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, dengan keadaan masjidil
haram sekarang ini jauh berbeda. Pada masa Nabi SAW masih hidup keadaan
masjidil haram tidak begitu luas dan bersifat sederhana. Sekarang ini, keadaan
masjidil haram sangat luas dan merupakan bangunan yang begitu megah dan indah.
Masjidil haram sekarang ini berlantai empat yang untuk naik dari lantai dasar
kelantai di atasnya sudah di sediakan escalator.
b. Masjid Nabawi
Masjid
Nabawi adalah sebuah masjid yang megah dan indah juga sangat luas. Kalau pada
masa Nabi Muhammad luas masjid nabawi ± 2.500 m2, kini luasnya
menjadi ± 165.000 m2 (luas seluruh kota madinah pada masa Rasulullah
SAW). Hal ini mengakibatkan makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar dan Umar bin
Khathab yang dulu berada di luar masjid, sekarang berada di dalam masjid.
Demikian juga dengan tempat pemakaman umum yang dulu berada di pinggir kota
madinah, sekarang ini berada di samping atau di pinggir halaman masjid.
Masjid
Nabawi bertambah indah dan megah dengan adanya sepuluh buah menara yang
menjulang tinggi, 95 buah pintu masjid yang lebar dan indah, juga kubah masjid
yang dapat terbuka dan tertutup.
Selain itu,
pada atap masjid nabawi bagian belakang yaitu pintu Al-Majidi dari sebelah
barat memanjang ke sebelah timur, telah di bangun tingkat dua yang di
manfaatkan untuk perkantoran, perpustakaan, gudang, peralatan dan sebagainya
digunakan sebagai tempat salat apabila jamaah di lantai bawah terlalu padat.
Arsitektur
yang berfungsi untuk melayani kepentingan agama dan kepentingan sekuler, selain
terdapat di Saudi Arabia, juga terdapat di negara lain, terutama di negara
berpenduduk mayoritas islam. Misalnya di turki sekarang memiliki tidak kurang
dari 62.000 masjid dan pembangunan masjid mencapai 1.500 buah pertahun. Serta,
telah di bangun 2.000 unit sekolah Al-Qur’an.
Pada tahun
1794-1925 di iran, telah di bangun kota taheran sebagai ibukota iran.
Perkembangan kota ini sangat pesat, terutama pada masa kekuasaan dinasti
Pahlevi (1925-1979). Sekarang ini taheran merupakan salah satu kota terbesar di
asia. Bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar antara lain:
a. Istana Niavarand
Adalah tempat kediaman Syah Muhammad Reza Pahlevi dan
keluarganya.
b. Perkuburan Behesyti Zahra’ ( bahasa Persia artinya:
Taman Zahra)
Adalah perkuburan tempat di makamkannya puluhan ribu
syuhada (pahlawan) revolusi islam. Di perkuburan ini juga dimakamkan pemimpin
revolusi islam Ayatullah Khomaeni.
Pada masa
modern di irak, selain terdapat arsitektur yang berfungsi melayani keagamaan
ada juga arsitektur yang bersifat sekuler misalnya bangunan-bangunan industry,
jalan kereta api yang menghubungkan Basrah dengan Bagdad, jalan-jalan beraspal
ibukota, dua bandara internasional di Basrah dan di Bagdad, serta dua
pelabuhan internasional di basrah dan Um Al-Qasar.
2. Sastra
Pada masa
modern telah bermunculan para sastrawan yang karya-karya sastranya bersifat
islami di berbagai negara, misalnya:
ü Muhammad Iqbal
ü Mustafa Lutfi Al-Manfaluti
ü Dr. Muhammad Husain Haekal
ü Jamil Siqdi Az-Zahawi
ü Abdus Salam Al-Ujaili
ü Aisyah Abdurahman
ü Fatwa Tawqan
ü Nazek Al-Malaikah
ü Layla Ba’albaki
3. Kaligrafi
Kata
kaligrafi berasal dari bahasa yunani yang berarti Kaligrafia atau Kaligraphos.
Kallos berarti Indah dan Grapho berarti tulisan. Jadi, kaligrafi berarti
tulisan indah yang mempunyai nilai estetis. Dalam bahasa arab kaligrafi di
sebut khatt, yang dalam pengertian sehari-hari berarti tulisan indah yang
memiliki nilai estetis.
Kaligrafi merupakan seni satu-satunya islam yang murni
di hasilkan oleh orang islam. Berbeda dengan seni islam yang lainnya seperti
seni lukis dan ragam hias terpengaruh dengan unsure non-islam.
Seni
kaligrafi berkembang sangat cepat ke seluruh pelosok dunia, khususnya
negara-negara mayoritas islam. Seni kaligrafi di pakai sebagai hiasan di
masjid-masjid, penyekat ruangan, hiasan dinding rumah, kotak penyimpanan
perhiasan, alat-alat rumah tangga dan lain-lain. Media yang digunakan juga
beragam yakni dari kertas, kain, kulit, kaca, emas, perak, tembaga, kayu dan
keramik.
Perhatian
umat islam Indonesia terhadap kaligrafi cukup bagus. Hal ini di tandai dengan:
·
Diadakannya
pameran lukisan kaligrafi berstandar nasional, yakni pada acara MTQ Nasional XI
di Semarang (1979), pada Muktamar Pertama Media Massa Islam Sedunia di Jakarta
(1980), pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh (1981), dan pada pameran kaligrafi
islam dibalai budaya Jakarta dalam ragka menyambut tahun baru Hijriah 1405
(1984 M).
·
Diselenggarakannya
Musabaqah Khatt Indah Al-Qur’an (MKQ) dalam setiap MTQ. MKQ ini mulai di
selenggarakan pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh (1981) dan MTQ Nasional di
Padang (1983).
E. Hikmah
Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Modern
Hikmah dari
mempelajari sejarah perkembangan Islam pada Masa Modern adalah kita dapat
megetahui sejarah dari perkembangan islam dari awal mulanya masa Modern sampai
sekarang. Serta dengan memperlajari Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Modern
kita bisa mengetahui Perkembangan Islam, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
ajaran islam pada awal mulanya masa modern (1800 M) sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar